Wika Bitumen Siapkan Rp12 Triliun untuk Pabrik Aspal Buton

Post Image
Tambang aspal Buton. (Foto: Ist)

SURUMBA.com - PT Wijaya Karya (Wika) Bitumen Tbk menyiapkan Rp12 triliun untuk rencana pembangunan pabrik ekstraksi aspal Buton ukuran jumbo di Desa Lawele, Kecamatan Lasalimu, pada tahun ini.

Direktur Utama PT Wika Bitumen, Bambang Dwi Wijayanto mengatakan, investasi senilai Rp12 miliar itu akan digunakan untuk membangun Big Extraction Plant (BIP) dengan kapasitas produksi 7 kali 100 ribu ton per tahun.

Pembangunan pabrik BEP aspal Buton ini diklaim merupakan proyek hijau yang sesuai dengan persyaratan investasi dari Indonesia Investment Authority(INA).

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Wika, induk perusahaan PT Wika Bitumen, Agung Budi Waskito mengatakan, pendanaan untuk pembangunan BEP ole Wika Bitumen berpotensi diajukan ke INA.

"Dari bisnis line kami, saya sampaikan, peluang untuk yang bisa bekerjasama dengan INA adalah di bagian investasi kami yaitu di infrastruktur dan bendungan maupun energi, dan juga pabrik kami di Bitumen," tutur Agung, dilansir dari Bisnis.com, Jumat (Maret 5, 2021).

PT Wika Bitumen merupakan bisnis pelengkap jasa emiten kontraktor dengan kode saham WIKA.

Wika Bitumen akan mendirikan pabrik aspal pada 2021 guna memenuhi permintaan aspal nasional mulai 2023.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Wika Bitumen, perseroan berencana mendirikan pabrik untuk fase pertama dengan kapasitas 2 kali 100 ribu ton per tahun mulai tahun ini.

Pabrik tersebut ditargetkan rampung pada 2023 dan pabrik fase kedua pun akan dimulai pada tahun yang sama.

Saat ini, perseroan memiliki pabrik Buton Rock Asphalt di Kabungka dan Lawele, Sulawesi Tenggara. Kapasitas produksi dari pabrik ini tercatat sebesar 250 ribu ton per tahun di Kabungka dan 100 ribu ton per tahun di Lawele.

Anak usaha dari bisnis downstream WIKA ini rencananya akan dibawa ke pasar modal lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2022.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengatakan, opsi IPO itu masih dievaluasi.

"Kita lihat nanti peluangnya apakah bisa di 2022,” kata Mahendra.

Sumber: Bisnis.com

TERKINI