Surumba.com – Dua karya film asal Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, 'Pekandeana Ana-ana Maelu' dan ' Cahaya untuk Nur' berhasil masuk nominasi dalam tujuh film terbaik di ajang Kompetisi Film Islami (KFI) tingkat Nasional 2025.

Kompetisi Film Islami 2025 ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. 

Film 'Pekandeana Ana-Ana Maelu' dan 'Cahaya Untuk Nur', masuk dalam dua kategori berbeda, yakni dokumenter dan fiksi.

Kedua film tersebut diumumkan bersamaan dengan dengan pembukaan Expo Syiar Budaya Islam di Auditorium H.M. Rasjidi, Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta Pusat, Selasa (4 November 2025). 

Film dokumenter 'Pekandeana Ana-Ana Maelu', menceritakan tentang tradisi orang Buton dalam menyantuni anak yatim piatu pernah menjuarai Kompetisi Film Pendek Islami tingkat propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2023.

Sementara itu, film Fiksi 'Cahaya Untuk Nur' menceritakan tentang seorang remaja yang masih merasakan kehilangan mendalam setelah kematian ayahnya. Film ini juga sebelumnya telah menjuarai Kompetisi Film Islami tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2024.

Film 'Pekandeana Ana-Ana Maelu' dan 'Cahaya Untuk Nur' di Sutradarai oleh Andhy Loppes Eba yang merupakan sineas asal Baubau, di bawah naungan Seribu Benteng Production. 

Sementara itu, Andhy Loppes Eba mengaku tidak menyangka film garapannya bisa menembus nominasi tujuh besar nasional, terlebih memperoleh dua nominasi sekaligus untuk kategori dokumenter dan fiksi. 

“Saya benar-benar tidak menduga bisa sampai di tahap ini,” ungkapnya. 

Ia juga meminta doa dari seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara agar kedua filmnya dapat meraih hasil terbaik pada Malam Anugerah Kompetisi Film Islami 2025, yang rencananya akan digelar pada 10 November 2025 di Kementerian Agama Pusat, Jakarta. 

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Baubau, H. Mansur, turut menyampaikan apresiasinya atas capaian membanggakan ini. 

Ia menyebut bahwa prestasi yang diraih oleh Andhy Loppes Eba merupakan kebanggaan bagi seluruh masyarakat Baubau. “Ini bukti bahwa karya sinema dari daerah mampu bersaing dan berprestasi di level nasional,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa kesuksesan ini menunjukkan kemampuan Andhy, seorang wartawan senior, dalam mengalihkan ketajaman matanya dari menangkap berita menjadi menciptakan kisah sinematik bernilai dakwah. 

“Karya ini menjadi media dakwah kreatif yang efektif, menebar pesan agama sekaligus memperkuat semangat nasionalisme dan kepedulian sosial di tengah generasi milenial,” tutupnya. (Adm)