Upaya Bupati Buton Dikabulkan Kemenlu, Jenazah La Ba'a Akhirnya Dimakamkan di Kampung Halaman

Setelah tiba di rumah duka, jenazah La Ba'a langsung dishalatkan. (Foto: Ist)

SURUMBA.com - Warga Negara Indonesia (WNI) asal Desa Kamelanta, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, La Ba’a (32), tewas dalam kontak senjata antara militer Filipina dan kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul, Provinsi Sulu, beberapa waktu lalu.

Mengetahui hal itu, Bupati Buton, La Bakry, langsung menemui Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha, di Jakarta.

Tujuannya adalah untuk memenuhi harapan keluarga agar jenazah La Ba'a dimakamkan di kampung halaman.

Upaya tersebut kemudian dikabulkan Kemenlu. Jenazah La Ba'a akhirnya  dipulangkan dan dimakamkan di kampung halaman.

Bupati Buton, La Bakry, bersama Wakilnya, Iis Elianti, melakukan penjemputan setelah jenazah tiba di Pelabuhan Penyeberangan Labuan, Kabupaten Buton Utara (Butur), Minggu (Oktober 11, 2020).

Melalui jalur darat, rombongan bupati mengiringi mobil jelanazah menuju di Desa Kamelanta, Kapontori. Mereka tiba di rumah duka sekitar pukul 17.00 Wita.

Jenazah La Ba'a selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga yang telah menunggu untuk disemayamkan.

Diberitakan sebelumnya, setelah tewas tertembak dalam kontak senjata, jenazah La Ba’a kemudian diterbangkan dari Sulu ke rumah duka di Zamboanga dengan pesawat militer Filipina, Rabu (September 30, 2020) sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

Atas nama pemerintah Republik Indonesia, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya WNI asal Buton tersebut.

“Atas nama pemerintah, saya ingin menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya WNI tersebut,” kata Retno Marsudi dikutip dari Kompas.com, Rabu (September 30, 2020).

La Ba’a merupakan satu dari lima WNI yang menjadi sandera kelompol Abu Sayyaf. Mereka diculik ketika menangkap ikan menggunakan kapal kayu di perairan Lahad Datu, Malaysia, Januari 2020 lalu.

Selain La Ba’a, empat WNI yang turut menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf yakni Arsyad bin Dahlan (42), Arizal Kastamiran (29), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).

Retno mengaku akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas Filipina mengenai nasib mereka.

Katanya, angkatan bersenjata Filipina telah memberikan komitmen untuk menemukan dan menyelamatkan WNI yang masih di sandera kelompok Abu Sayyaf. (udin)

TERKINI