Pemerintahan La Ode Mustari Diperkirakan Kewalahan Turunkan Stunting

Ilustrasi. (Ist)

SURUMBA.com - Gerak cepat penurunan angka stunting yang diboomingkan Pj Bupati Buton, La Ode Mustari, diperkirakan tidak akan mampu mencapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. Pasalnya, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting Kabupaten Buton mencapai 32,6 persen.  

Pengukuran stunting dengan menggunakan metode SSGI hingga sekarang belum dilakukan kembali di Kabupaten Buton. Apa yang disebutkan oleh La Ode Mustari bahwa stunting Kabupaten Buton sekarang telah ditekan hingga 17,44 persen dalam Pertemuan Teknis Technical Assistant bersama Tim Percepatan Penanganan Penurunan Stunting Kabupaten Buton Tahun 2023 di Aula Rapat Bappeda Kabupaten Buton, Rabu (6 September 2023), merupakan data pada bulan Februari 2023 melalui Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang menghasilkan 1.751 anak positif stunting dari 10.043 anak yang divalidasi. 

"Jadi Pak Mustari jangan senang dulu bahwa tim penanganan stunting dapat menurunkan angka stunting dari 17,44 persen ke posisi 14 persen pada tahun 2024. Data yang disajikan itu sesungguhnya tidak objektif, karena angka 17,44 persen belum dilakukan validasi data kembali dengan mempertimbangkan angka kelahiran pada bulan Maret hingga September yang bisa jadi angka stunting itu mungkin bisa naik berdasarkan hasil audit E-PPGBM," ucap Sulman kepada media ini, Jumat (9 September 2023). 

Dia mengakatakan, kendatipun pemerintah pusat menggunakan hasil pengukuran E-PPGBM dalam penilaian evaluasi kinerja Penjabat Kepala Daerah, La Ode Mustari diperkirakan tidak akan dapat menurunkan angka stunting sampai dengan 14 persen pada tahun 2024. Sebab data positif stunting Kabupaten Buton tidak mungkin hanya sebanyak 1.751 anak saja karena ketika kembali diupdate harus dihitung pula dengan angka kelahiran baru dari rentang waktu Maret-September 2023. 

"Jadi baru dalam urusan penurunan stunting saya rasa Pak Mustari akan kewalahan. Belum kalau bicara indikator penilaian lain seperti pengendalian inflasi, penanganan kemiskinan ekstrim, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, maupun penurunan angka pengangguran," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Safaruddin, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa pengukuran stunting dengan metode SSGI hingga sekarang belum dilakukan. Pengukuran SSGI baru akan dilakukan pada Oktober 2023. 

Yang telah dilakukan Pemkab Buton sekarang baru pengukuran E-PPGBM dengan menghasilkan angka stunting 17,44 persen tahun 2023 dari sebelumnya 19,22 persen tahun 2022. Jadi penurunannya hanya 1,78 persen. 

"Untuk tahun 2023 pengukuran E-PPGBM menurun menjadi menjadi 17,44 persen, sementara Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) belum melakukan survei stutus gizi dan nanti bulan Oktober 2023. Kita melalui E-PPGBM akan melaukan pengukuran lagi di September ini," katanya. 

Safaruddin menjelaskan, semua hasil pengukuran bersifat sah dan diakui pemerintah walaupun ada perbedaan. Perbedaannya adalah metode SSGI berbasis sampel terhadap 540 anak, sedangkan E-PPGBM berbasis populasi terhadap 10.043 anak. (Adm)

TERKINI