
Surumba.com – Era magang yang cuma jadi formalitas atau sekadar “nongkrong sambil ngopi di kantor” resmi berakhir. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, memperkenalkan program pemagangan baru bertajuk “Best Learning” sebagai pembaruan dari sistem magang nasional yang selama ini dinilai kurang efektif.
Program ini dirancang bukan hanya untuk memberikan pengalaman kerja, tetapi juga mencetak talenta muda yang bisa langsung memberi impact di dunia industri. Fokusnya: magang yang benar-benar relevan, modern, dan produktif.
“Sekarang, kita persiapkan magang nasional. Kita berharap mereka akan memberikan sesuatu kepada perusahaan,” kata Menaker dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (4 Mei 2025).
Selama ini, banyak perusahaan menganggap program magang sebagai beban, karena lebih banyak membimbing daripada menerima kontribusi nyata. Program Best Learning mencoba membalik skema itu. Peserta magang justru dibentuk untuk jadi problem solver yang bisa bantu perusahaan.
Sebagai bagian dari transformasi digital tenaga kerja, Kemnaker tengah menyusun modul pelatihan berbasis teknologi 4.0 dan digital. Program ini ditujukan untuk peserta yang sudah punya dasar pengetahuan di bidang elektronika industri, dan akan berlangsung selama tiga bulan.
“Peserta akan dilatih untuk mampu melakukan problem solving dalam konteks proyek sederhana berbasis teknologi 4.0. Setelah lulus, mereka akan datang ke perusahaan untuk menawarkan solusi,” jelas Yassierli.
Peserta akan belajar coding, otomatisasi, peralatan elektronika, hingga penerapan teknologi di berbagai sektor seperti smart office, smart logistics, smart farming, dan lainnya. Targetnya 50 ribu peserta siap kerja dan siap bantu industri di tahun 2025.
Menaker juga menekankan bahwa peningkatan produktivitas nasional harus dilakukan menyeluruh lewat pendekatan 4P (Process, Product, Policy, dan People).
“Indonesia memiliki banyak industri menengah dan kecil. Bayangkan jika dalam 20 tahun ke depan, mereka semua bertransformasi. Para pejuang kompetensi, kami harapkan menjadi champion perubahan, yaitu mengubah mindset, budaya kerja, cara kerja, hingga pola kerja di dunia industri,” lanjutnya.
Dengan kata lain, program ini bukan cuma soal magang, tapi bagian dari gerakan besar untuk modernisasi dunia kerja di Indonesia.
Balai Latihan, Siap Jadi Markas Pejuang Kompetensi
Sebagai bentuk dukungan penuh, Kemnaker membuka akses luas ke Balai Latihan Kerja (BLK) untuk dimanfaatkan oleh siapa saja yang ingin mengembangkan diri, termasuk dari komunitas Perkumpulan Pejuang Indonesia Kompeten (PPIK).
Transformasi ini pun diharapkan tak berhenti di tataran program, tapi menjadi gerakan nasional untuk mencetak SDM yang adaptif, solutif, dan siap hadapi tantangan masa depan. (Adm)