
SURUMBA.com - Pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra), Muh Endang, terkait penilaiannya atas kesiapan pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sultra ke XIV tahun 2022 di Kota Baubau dan Kabupaten Buton dinilai subjektif dan tendensius.
Sebagai publik figur, Endang dianggap tidak objektif dalam menilai. Sebab bila menengok bagaimana kesiapan pelaksanaan Porprov sebelumnya di daerah-daerah lain di Sultra selama ini hampir semua amburadul. Namun pada akhirnya sukses terselenggara sebagaimana bukti dan kenyataannya.
"Sy kira jika menengok penyelenggaraan PORPROV sebelumnya hampir tdk ada yang sempurna baik mekanisme penyelenggaraan, venue yang disiapkan dan tempt pemondokan para atlit," ucap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Buton, La Ode Abdul Zainuddin Napa, dalam rilisnya, Selasa (Oktober 25, 2022).
Menurut Zainuddin, berangkat dari pengalaman pelaksanaan Porprov sebelum-sebelumnya, para atlet setiap cabang olahraga tetap saja dapat bertanding dengan menyesuaikan segala keterbasatasan yang ada.
Hasilnya juga mampu melahirkan atlet berkualitas untuk berkompetisi pada even olahraga yang lebih tinggi.
"Olehnya itu sy nilai Pernyataan sdr Endang sangat subyektif dan tendensius, yg menilai PORPROV 2022 di Buton dan Baubau amburadul," ujarnya.
Zainuddin mengaku, selama pihaknya menyiapkan sarana prasarana penyelenggaraan Porprov tahun 2022, belum pernah melihat kunjungan yang melakukan supervisi terkait kesiapan tuan rumah. Sebab mestinya yang mengaku pengamat olahraga itu harus memberikan support dan motivasi langsung di tempat penyelenggara.
Dia menjelaskan, jika menginginkan kesiapan penyelenggaraan even olahraga di daerah yang sempurna, makan minimal harus memenuhi empat poin kawasan olahraga yakni:
1. Harus memiliki stadion tipe C,
2. Harus memiliki GOR 4 lapangan Indoor,
3. Harus memiliki Kolam Renang standar,
4. Harus memiliki Wisma Atlet.
"Sekarang pertanyaan, apakah selama penyelenggaraan Porprov Sultra selama ini sdh ada daerah yg miliki," ucapnya.
Kemudian mengenai anggaran KONI yang berjumlah miliaran rupiah, Zainuddin menyarankan untuk tidak perluh dikhawatirkan. Sebab, segala bentuk penganggaran sudah ada mekanismenanya dalam sistim pengelolaan keuangan. (Din)