Kampanye Terbatas di Wabula, Basiran: 'Penyakit Buton Selama Ini Salah Diagnosis'

Kampanye terbatas BARAKAH di Desa Wabula Satu, Sabtu (26 Oktober 2024).

SURUMBA.com – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buton, Drs. Basiran, M.Si., dan La Ode Rafiun, S.Pd., M.Si., kembali menyapa masyarakat Desa Wabula, Wabula Satu, dan Wasuemba, dalam kampanye terbatas di Desa Wabula Satu, Sabtu (26 Oktober 2024).

Pada kesempatan itu, Basiran memaparkan visi-misi dan program prioritasnya untuk Buton dengan sorotan utama pada "penyakit" yang selama ini menghambat kemajuan daerah.

“Setahun menjabat sebagai Pj Bupati Buton, saya sudah tahu betul apa penyakit Buton. Selama ini, masalah yang ada salah didiagnosis sehingga upaya penyelesaiannya tidak tepat,” ujar Basiran di hadapan warga.

Menurutnya, sejak 21 tahun pemindahan ibukota dari Baubau ke Pasarwajo, Buton masih tertinggal di berbagai aspek, terutama karena pengelolaan anggaran yang kurang tepat sasaran.

Menyoal Arah Anggaran dan Tantangan Pembangunan

Basiran menjelaskan bahwa selama ini anggaran banyak difokuskan pada proyek fisik yang tidak mendatangkan asas manfaat. Kemudian  pengerajaannya juga kerap melibatkan kontraktor dari luar daerah. Akibatnya, sebagian besar dana berputar di luar Buton, sehingga  masyarakat lokal belum merasakan manfaat yang maksimal. Dia juga menyoroti kedisiplinan aparatur yang masih rendah, yang berdampak pada layanan publik.

“Perubahan besar harus dilakukan, salah satunya dengan menyeimbangkan anggaran agar masyarakat bisa langsung merasakan hasilnya,” kata Basiran.

Melalui program pemberdayaan masyarakat, dia bertekad untuk memfokuskan alokasi APBD pada kesejahteraan masyarakat lokal, khususnya petani, nelayan, dan pelaku UMKM.

Tiga Program Andalan: Kartu Tani, Kartu Nelayan, dan Kartu UMKM

Dalam kampanye tersebut, Basiran memperkenalkan tiga program utama yakni Kartu Tani, Kartu Nelayan, dan Kartu UMKM. Program ini didesain untuk mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat melalui BPJS Ketenagakerjaan, bantuan modal usaha, pelatihan, pendampingan, dan jaminan pasar untuk produk lokal.

“Kami juga akan bekerja tiga kali lebih cepat untuk merealisasikan janji 30 miliar untuk nelayan, 20 miliar untuk petani, dan tambahan 4 miliar per kecamatan, plus kenaikan 20 persen Alokasi Dana Desa,” ujarnya. 

Dengan pengalamannya sebagai mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah  (BPKAD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Basiran yakin strategi pengelolaan anggaran ini akan efektif.

Menyiapkan Buton dengan Sasaran “4 Sehat 5 Sempurna”

Basiran memaparkan visi untuk membawa Buton ke arah yang lebih maju dan berdaya saing melalui konsep “4 Sehat 5 Sempurna”:

1. Sehat Masyarakatnya
Program ini berfokus pada peningkatan kesehatan masyarakat melalui akses layanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau. BARAKAH berkomitmen untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang lengkap, tenaga medis yang profesional, dan program kesehatan preventif agar masyarakat Buton hidup lebih sehat dan sejahtera.

2. Sehat Pemerintahannya
BARAKAH bertekad membangun pemerintahan yang sehat, transparan, dan akuntabel. Dengan menerapkan sistem pengelolaan yang bersih, bebas dari korupsi, serta berorientasi pada pelayanan publik yang prima, pasangan ini ingin memastikan roda pemerintahan berjalan efektif demi kepentingan masyarakat.

3. Sehat Birokrasinya
Penyederhanaan dan perbaikan birokrasi menjadi fokus utama BARAKAH. Tujuannya adalah menciptakan birokrasi yang efisien, responsif, dan melayani, sehingga setiap urusan pemerintahan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran, tanpa adanya hambatan administrasi yang merugikan publik.

4. Sehat Pembangunannya
BARAKAH berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur yang merata dan berkelanjutan. Dengan pembangunan yang sehat, diharapkan dapat tercipta fasilitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, dan kemudahan akses bagi masyarakat di seluruh pelosok Buton.

5. Sempurna Budaya dan Agamanya
Selain aspek kesehatan dan pembangunan, BARAKAH juga menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya serta kehidupan beragama. Pasangan ini percaya bahwa dengan menjaga budaya lokal dan memperkuat kehidupan beragama, masyarakat Buton akan semakin solid dan harmonis.

Program ini, menurut Basiran, akan memberikan dasar yang kuat untuk Buton menjadi daerah yang maju dan berdaya saing.

Komitmen terhadap Adat dan Kehidupan Sosial Wabula

Sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi Wabula, Basiran berjanji akan mengusulkan peraturan daerah (Perda) untuk melestarikan adat istiadat setempat. “Perda ini akan memastikan nilai adat terus hidup dan terlindungi di tiap desa yang budayanya masih terjaga,” ucapnya.

La Ode Rafiun, sebagai putra daerah Wabula, menegaskan dukungan penuh terhadap program Basiran, menjamin bahwa aspirasi masyarakat akan menjadi prioritas utama.

“Apa yang disampaikan Pak Basiran tadi saya jamin bisa terealisasi. Sebagai putra daerah Wabula, saya akan memastikan kebutuhan masyarakat Wabula menjadi prioritas kami,” tegasnya.

Ajak Pilih Pemimpin dengan Kesadaran Politik

Basiran juga mengajak masyarakat untuk bijak dalam memilih pemimpin, menolak politik uang yang hanya merugikan.

“Mari kita pilih pemimpin yang berkomitmen untuk kesejahteraan rakyat, bukan yang mengiming-imingi dengan bantuan sesaat,” seru Basiran.

Warga yang hadir tampak optimis dengan program dan komitmen Basiran untuk membawa perubahan nyata bagi Buton. (Adm)

TERKINI