IPH 3,31 Persen, TPID Buton Sidak Pasar

TPID Buton saat melakukan Sidak di Pasar Sabho, Kelurahan Saragi, Pasarwajo, Rabu (10 Januari 2024).

SURUMBA.com - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buton melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di dua pasar Ibukota Kabupaten Buton, Pasarwajo, yakni Pasar Kaloko dan Pasar Sabho, Rabu (10 Januari 2024). 

Sidak yang dipimpin Sekda Buton, Asnawi Jamaluddin, sekaligus Ketua TPID itu dilakukan dalam rangka meninjau langsung tiga komoditi yang menyebabkan kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) mencapai 3,31 persen yakni pada Ikan Kembung, Cabai, dan Bawang Merah. 

Sidak ketika itu dimulai dari Pasar Kaloko yang terletak di Kelurahan Takimpo, kemudian berlanjut ke Pasar Sabho di Kelurahan Saragi. 


 
Setelah melakukan Sidak, Sekda bersama anggota TPID kemudian mengadakan pertemuan dengan pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buton. Hal yang dibahas adalah mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh Pemkab Buton dalam mengendalikan harga komoditi yang mengalami kenaikan. 

“Pemerintah harus melakukan intervensi terhadap komoditi yang mengalami kenaikan harga IPH utamanya beras dan cabai,” kata Sekda Buton.

Jenderal ASN Kabupaten Buton ini menegaskan pada instansi terkait untuk melakukan langkah-langkah guna mengantisipasi lonjakan harga di pasar.

“Jadi salah satu langkah adalah perbanyak Rumah Pangan Kita (RPK) di seluruh wilayah Kabupaten Buton,” katanya.

Rapat kembali digelar sore hari di Aula Kantor Bupati Buton di Takawa. “Kita lakukan adalah Penambahan RPK (Rumah Pangan Kita) di seluruh daerah terutama di Ibukota Pasarwajo, sehingga kita berikan kesempatan siapa saja yang mau membuka silahkan usaha agar harga beras bisa stabil, karena ikan kembung saat ini memang belum musimnya. Untuk menanam kita sekarang juga semua bergerak, namun itu jangka panjang. Kita tanam sekarang panennya masih lama, sementara IPH ini setiap minggu dievaluasi,” jelasnya. 

Kepala BPS Zablin mengungkapkan, di pasar ada komoditi yang memang mengalami kenaikan harga. Tetapi ada harga-harga yang bisa diintervensi dalam jangka pendek maupun juga yang panjang. 

“Di kita ini yang bisa diintervensi dan tersedia penyediaannya adalah beras. Mudah-mudahan dengan menciptakan pelaku baru, harga beras dapat terkendali karena beras merupakan komoditas yang konsumsinya sangat berpengaruh terhadap komoditi yang lain,” ujarnya. (Din)

TERKINI