
SURUMBA.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) menyebut fenomena La Nina mulai terjadi.
La Nina merupakan fenomena alam yang mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan di suatu wilayah.
Apabila fenomena ini tidak di antisipasi dengan baik, maka dapat memicu bencana alam seperti angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi.
Atas itu, Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengimbau seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat agar mengantisipasi fenomena cuaca La Nina.
Antisipasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan data meteorologi sehingga mitigasi bencana dapat dilakukan secara seksama.
Menurut Lilik, BMKG sudah menyuplai berbagai data prakiraan cuaca untuk diakses publik. Begitu pula dengan BNPB telah memiliki aplikasi InaRisk yang memetakan bencana di berbagai daerah di Indonesia.
Dilansir dari Pikiranrakyat.com yang melansir Pikiranrakyat-Indramayu.com, Lilik menjelaskan, pemerintah dan publik dapat memanfaatkan data yang tersedia untuk merencanakan berbagai hal supaya fenomena La Nina tidak memberikan kerugian besar.
Dia menuturkan, La Nina dapat memicu bencana alam, olehnya fasilitas publik yang rentan dapat diperharikan ketahanannya.
Termasuk antisipasi ketahanan pangan masyarakat di tingkat pusat hingga daerah juga tak kalah penting untuk menjadi perhatian.
Hal senada juga dikatakan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Dia mengimbau masyarakat di sejumlah daerah rawan bencana untuk waspada dan melakukan mitigasi mandiri.
Dia menyebut fenomena La Nina mulai terjadi sejak memasuki Oktober 2020. Kondisi ini dapat menyebabkan kenaikan curah hujang hingga 40 persem dibanding keadaan normal. (man)
Sumber: Pikiranrakyat.com