Aspal Buton Menuju Puncak Kejayaan

Tim khusus utusan Menteri Luhut meninjau pabrik aspal Buton di wilayah Kecamatan Lasalimu. (Foto: SURUMBA.com)

 

SURUMBA-com - Rapat virtual tentang penggunaan aspal Buton yang digelar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, bersama Gubenur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, dan Bupati Buton, La Bakry, pada 19 Januari 2021 lalu, akhirnya ditindak lanjuti.

Untuk meninjau potensi dan kapasitas produksi aspal Buton, tiga kementerian diutus untuk memastikan kesiapan aspal Buton yang akan digunakan Kementerian PUPR untuk pilot project pembangunan 1.000 kilometer jalan di Indonesia mulai Maret 2021. Mereka berada di Buton selama tiga hari, Sabtu-Senin (Januari 30-Februari 1, 2021).

Pada hari terakhir kunjungan kerja tim khusus utusan Luhut Binsar Panjaitan itu, didampingi langsung Gubernur Sultra Ali Mazi. Mereka meninjau lokasi tambang aspal di Lawele, pabrik aspal milik PT Kartika Prima Abadi, Pelabuhan Nambo, hingga Pelabuhan Banabungi. Bupati Buton, La Bakry, turut dalam rombongan bersama Wakilnya, Iis Elianti, dan Walikota Baubau, AS Tamrin. Perjalanan yang berlangsung hampir sehari penuh ini melahirkan optimisme kuat bahwa aspal Buton akan kembali menuju pencak kejayaan.

Tiga kementerian yang terlibat dalam kunjungan kerja ke tanah Buton merupakan elemen penentu kebijakan strategis yakni Kemenko Marves, Kementerian PUPR, serta Kementerian ESDM. Ada belasan pejabat pusat dan staf dari Jakarta yang datang untuk meninjau langsung ketersediaan aspal Buton beserta sarana prasarana penunjangnya.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Ayodhia GL Kalake, mengaku takjub dengan deposit aspal Buton yang melimpah ruah. Bahan baku yang menghampar di atas permukaan tanah tak terhitung jumlahnya sehingga tak perlu dikeluarkan dari perut bumi. Hal ini membuatnya makin percaya jika stok aspal Buton dapat bertahan hingga ratusan tahun dan mampu menyangga kebutuhan aspal dalam negeri.

Untuk menghadapi penggunaan aspal Buton secara nasional, menurut Ayodhia, yang perlu dilakukan pemerintah daerah adalah meningkatkan sarana penunjang. Utamanya jalan dan jembatan maupun pelabuhan. "Pelabuhan ini penting karena kalau sudah digunakan nasional maka nilai produksi harus ditingkatkan," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengaku optimis bahwa aspal Buton segera diproduksi massal. Apalagi support dari pemerintah pusat bukan lagi sebatas rencana namun sudah akan digunakan untuk pengaspalan 1.000 kilometer jalan. Katanya, Sultra kebagian jatah 600 kilometer.

Jika sudah digunakan secara nasional, Ali Mazi yakin aspal Buton dapat mengangkat kesejahteraan masrakat Sultra. Untuk itu, dia berkomitmen untuk memenuhi segala kebutuhan yang menjadi kewajiban daerah.

“Bupati Buton menyampaikan untuk perluasan Pelabuhan Nambo, ada pembangunan jalan, itu akan segera kita lakukan. Tidak ditunda-tunda lagi,” katanya.

Di tempat yang sama, Bupati Buton, La Bakry mengatakan, aspal Buton saat ini terus dikembangkan Kementerian PUPR, baik dari jaminan kualitas maupun hingga teknik penghamparan.

Jenis yang dikembangkan itu diantaranya Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), campuran beraspal dengan Asbuton, Butur Seal, Cape Buton Seal, dan Asbuton campuran aspal emulsi. Untuk tahun 2020, progres pemanfaatan aspal Buton mencapai 80 persen.

"Kalau di Sulawesi Tenggara aspa Buton sudah digunakan ratusan kilometer dan sudah teruji," ujarnya.

La Bakry menyebut teknologi aspal Buton yang populer digunakan saat ini CPHMA. Teknologi ini merupakan produk campuran beraspal siap pakai.

Keunggulan CPHMA dibanding campuran sejenis antara lain konstruksi perkerasannya lebih merata dan homogen serta kerataan permukaan yang lebih baik. Sebab pencampurannya dilakukan secara pabrikasi yang selanjutnya didistribusikan dalam bentuk kemasan, kemudian dihampar lalu dipadatkan secara dingin.

"Manfaat teknologi CPHMA ini adalah untuk pembangunan jalan di daerah terpencil atau pulau-pulau kecil terluar yang tidak memiliki akses ke alat pencampuran aspal," kata La Bakry.

Sebelumnya, dilansir dari Koran Harian Kendari Pos, Kemenko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemanfaatan aspal buton tidak hanya bagi proyek pembangunan jalan berskala besar. Tetapi juga ditekankan pada pembangunan jalan dengan program padat karya di kawasan pedesaan.

“Gagasan pemanfaatan aspal Buton dalam program padat karya ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk menggencarkan penggunaan produk dalam negeri,” ujar Menteri Luhut saat memimpin rapat pengembangan dan peningkatan penggunaan Aspal Buton dalam negeri.

Purnawirawan jenderal TNI itu menyahuti usulan Gubernur Sultra, Ali Mazi. Gubernur mengusulkan agar Sultra menjadi pilot project program pemanfaatan aspal Buton untuk pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer oleh Kementerian PUPR pada tahun 2021. Menteri Luhut mengatakan akan mendiskusikan usulan Gubernur Ali Mazi dengan kementerian terkait.

“Pengelolaan aspal Buton akan dialokasikan di mana saja. Tetapi ini masih akan didiskusikan lebih lanjut. Yang jelas penggunaan aspal Buton akan direalisasikan pada bulan April atau Mei mendatang,” katanya. (man)

TERKINI