
SURUMBA.com - Aspal Buton (Asbuton) kini kembali siap digunakan secara nasional. Regulasi terbarunya sudah disiapkan pemerintah pusat melalui Permendagri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2021.
Olehnya untuk memastikan kesiapan penggunaannya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI kembali mengunjungi Kabupaten Buton, Selasa (November 24/2020).
Selain mengecek ketersediaan kebutuhan dalam negeri, Kemenko Marves juga tak lupa memastikan kesiapan ekspor Asbuton ke luar negeri.
Rombongan Kemenko Marves ketika itu dipimpin Asisten Deputi Industri Pendukung Infrastruktur Kemenko Marves, Yudi Prabangkara. Dia juga menyertakan Kabid Pengembangan Kawasan Industri Kemeko Mareves, John Tambun, Kabid Industri Bahan Baku Kemenko Marves, Supardiono, Analis Infrastruktur Kemenko Marves, Ronald Simanungkalit, Ketua ASPABI, Dwi Putranto, Kartika Prima Abadi, Irwan Hermanto, Wika Bitumen, Sri Mulyono, dan Ari, PUPR, Madi Hermadi, Aceng Maulana dan Ilman Farid, serta Sekdin SDM Sultra, Ridwan Botji.
Rombongan diterima Bupati Buton, La Bakry, didampingi Wakilnya, IIs Elianti, Sekda Buton, La Ode Zilfar Djafar, Asisten I Sekda Buton, Alimani, serta OPD terkait lingkup Pemkab Buton.
Asisten Deputi bersama Bupati Buton dan rombongan meninjau tambang Aspal di beberapa tempat di Kecamatan Lasalimu, utamanya di Lawele. Selain itu, mereka juga meninjau dan melihat secara langsung Pelabuhan Nambo serta pabrik aspal yang bakal mendukung rencana pemerintah pusat untuk menjadikan Asbuton sebagai bahan baku dalam pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia.
Bupati Buton, La Bakry, kepada awak media mengatakan kunjungan Kemenko Marves di Kabupaten Buton adalah tindak lanjut Rakor yang dilaksanakan secara virtual antara Kemenko Marves dan 7 kementerian serta lembaga terkait termasuk ASPABI, Pemrov Sultra, dan Pemkab Buton.
“Menindak lanjuti pertemuan tersebut dan pertemuan lainnya, Kemenko Marves melakukan kunjungan lapangan guna memastikan ketersediaan bahan baku untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan di seluruh Indonesia. Sehingga nantinya kita mensubtitusi aspal minyak yang selama ini sebagian besar di impor untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan jalan di Indonesia,” kata Bupati Buton.
Ketua DPD II Golkar Buton ini mengatakan, dari aspek kesiapan Buton sangat siap. "Apalagi yang kita kedepankan adalah di masa yang akan datang adalah penggunaaan CPHMA. Jadi secara teknis, dalam pemenuhan kebutuhan Aspal untuk seluruh Indonesia, Buton sudah siap. Tinggal persoalan bahan baku untuk keluar dari Buton itu memerlukan pelabuhan yang memadai. Sehingga jika dibutuhkan 3 hingga 4 juta ton pertahun itu memerlukan kapasitas pelabuhan yang memadai. Itulah yang kita harapkan dari pemerintah pusat untuk membantu pemerintah daerah menyiapkan sarana pelabuhan. Pemkab Buton sudah menyiapkan lahan seluas 150 x 500 meter. Kita akan reklamasi karena dangkal. Untuk kedalaman, pelabuhan sudah sangat ideal untuk disandari kapal yang memuat aspal dalam kapasitas besar,” katanya.
Dalam pengelolaan pelabuhan bongkar muat aspal itu, bupati berharap perusahaan daerah dapat mengambil peran di dalamnya. Sehingga ketika pengangkutan aspal nanti secara besar-besaran maupun ekspor, Pemkab Buton bisa mendapat percikan PAD.
Sementara itu, Asisten Deputi Industri Pendukung Infrastruktur Kemenko Marves, Yudi Prabangkara, mengatakan Asbuton ini unik, hanya terdapat di Indonesia dan satu negara lainnya di dunia.
“Jadi ini bukan hanya kekayaan Indonesia tapi juga kekayaan dunia. Sehingga ini harus dimanfaatkan dengan baik. Selamai ini kita belum memanfaatkan keberadaan Aspal Buton ini untuk pembangunan infrastruktur jalan,” katanya.
Untuk itu, Yudi berjanji Menko Marves akan mendorong penuh Asbuton untuk penggunaan dalam negeri. “Kedua memberikan nilai tambah kepada potensi alam yang ada di Indonesia khususnya di pulau Buton,” katanya lagi.
“Dalam rangka itu kami hadir di Buton, bersama Kementerian PUPR dan pihak terkait lainnya untuk memastikan dulu bahwa suplai Aspal Buton ini mencukupi, memadai untuk ditransformasi dijadikan bahan baku tambang menjadi bahan baku industri, yakni aspal yang siap pakai,” sambungnya.
Menurut Yudi, cadangan Aspal Buton sangat memadai. Namun yang perlu dipersiapkan adalah infrastuktur pendukungnya supaya hasil tambang tersebut dapat diolah dan diangkut untuk didistribusikan ke seluruh wilayah yang memerlukan Aspal.
“Nah, aspek infrastruktur dasar inilah kita sedang amati dan cermati dimana titik lemahnya dan dimana kurangnya,” ujarnya.
Yudi bertekad pihaknya akan mensuport dengan sepenuhnya. Karena tanpa infrastruktur, tambang yang ada di Pulau Buton tidak bisa disebar di wilayah-wilayah Indonesia lainya.
“Kita memerlukan satu infrastruktur berupa Pelabuhan yang memadai. Oleh karena itu kami akan pelajari dulu apa yang dibutuhkan baik itu dari sisi lahan dan tempat penampungan sebelum diangkut. Yang tak kalah pentingnya adalah sarana pengangkutannya. Itu juga harus disiapkan dan direncanakan dengan baik. Sekali lagi tanpa infrastruktur dasar, infrastruktur pendukung kita tidak bisa menjadikan kekayaan alam Aspal Buton berada di daerah-daerah lain,” pungkasnya. (man)